Daun Binahong. Sumber: manfaatbuahdaun.com |
Udang
merupakan salah satu kultivan yang banyak dibudidayakan di indonesia karena
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Penyakit merupakan salah satu
kendala yang harus dihadapi para pembudidaya udang saat ini. penyakit yang
sering menyerang udang saat ini diantaranya adalah virus, jamur, parasit dan
bakteri. Permasalahan utama pada budidaya udang baik dalam pembenihan dan pada
kegiatan pebesaran adalah serangan bakteri dan virus. Bakteri yang sering
ditemukan pada udang adalah bakteri vibrio. Bakteri ini sering ditemukan pada
udang sebagai agensia penyakit vibriosis. Salah satu bakteri penyebab penyakit
vibriosis ini adalah dari genus bakteri vibrio
harveyi. Vibriosis adalah penyakit
yang dapat menyebabkan kematian pada udang, contohnya pada udang windu dan
udang vaname. Vibriosis menyebabkan kematian pada larva, post larva, juvenil,
remaja, dan pada udang dewasa dengan presentase yang tinggi dari total populasi
udang yang dibudidayakan. Penyakit vibriosis ini bersifat ganas karena dapat
mematikan populasi larva udang yang terserang bakteri vibrio harveyi dalam
waktu kurang lebih 1 sampai 3 hari. Serangan bakteri ini juga sangat
berhubungan erat dengan rndahnya kelulushidupan larva maupun udang dewasa
dengan mortalitas hingga 100 %. Kematian udang yang diakibatkan oleh penyakit
vibriosis pernah dilaporkan di
indonesia, india, dan taiwan.
Gejala
klinis yang teramati pada udang windu paska infeksi V. harveyi yaitu adanya perubahan tingkah laku dan perubahan
kenampakan (morfologi tubuh). Perubahan tingkah laku udang diantaranya adalah
nafsu makan yang menurun dan pergerakan udang yang pasif. Secara morfologis,
yaitu perubahan warna tubuh menjadi kemerah-merahan, moulting, kaki jalan dan
kaki renang yang memerah, nekrosis pada ekor dan hepatopankreas berwarna keruh
kecoklatan.
Penanganan
penyakit vibriosis yang menyerang udang dilakukan penanganan oleh pembudidaya
yaitu dengn menggunakan antibiotik sebagai upaya pengobatan. Padahal,
penggunaan antibiotik dapat menyebabkan residu yang dapat menurunkan mutu dan
kualitas pada udang dan lingkungan sekitarnya. Penggunaan kombinasi dari
berbagai antibiotik juga dapat menimbulkan masalah retensi pada bakteri negatif.
Akibat retensi yang ditimbulkan oleh antibiotik, maka dari itu memerlukan
solusi usaha pengembangan bahan alternatif herbal sebgai antibakteri yang dapat
membunuh bakteri. Selain itu juga harus dilakukan peningkatan sistem prtahanan
tubuh atau dengan mengunakan immunostimulan yang berasal dari berbagai tanaman
herbal, karena tumbuhan memiliki segudang sumber bahn kimia yang lebih aman dan
lebih murah. Pemberian immunostimulan bagi ikan maupun udang biasanya diberikan
sebelum terjangkit penyakit, cara pemberiannya dapat melalui penyuntikan, pakan
(oral), dan perendaman (immersi), namun pemberian melalui pakan
dinilai paling praktis karena tidak menyebabkan stress bagi ikan/udang.
Ketepatan dosis juga merupakan tolak ukur keberhasilan pemberian
immunostimulan, pada dosis yang tinggi dapat menekan mekanisme pertahanan tubuh
dan pada dosis rendah tidak efektif.
Gambaran
mikroskopik terlihat hemoragi dan foki bakteri di jaringan otot jantung,
hemapoetik dan insang. Adanya infiltrasi sel leukosit pada foci berkaitan
dengan eksotoksin dan insang. Adanya
infiltrasi sel leukosit pada foci berkaitan dengan eksotoksin yang dihasilkan
oleh Vibrio sp. Foki nekrotik
bakterial terlokalisir pada dermis dan epidermis, diawali dengan hiperemi dan
edema fibrin, infiltrasi makrofag dan polimorfonuklear leukosit yang menyebar
rata. Nekrosis pada pusat lesi dengan deposit fibrin, banyak sel radang mengandung
granula melanin. Bentuk Vibriosis kronis yang dapat diamati adalah letargi,
eksoptalmia, lesi nekrosis, pembengkakan hipodermal, perdarahan di sirip,
hidung, ventrikulus, otot dan jaringan, limpa dan ginjal bengkak dan lunak,
ginjal sering mengalami nekrosis pada glomerulus, tubulus dan dearah
interstitial, fokal nekrosis pada hati dan ikan dapat bertahan meskipun adanya
jaringan perut. Selain itu pada infeksi bakterial yang kronis terlihat adanya
perubahan cara berenang yaitu berenang miring dan bergerak lamban, lesu dan
hilang nafsu makan.
Binahong
(A. cardivolia) berpotensi sebagai
imunostimulan herbal. Penggunaan binahong sebagai imunostimulan pada udang
belum banyak diteliti. Akan tetapi, sebagai antibakteri binahong mampu mencegah
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan mampu mempercepat penyembuhan
luka pada mencit yang terinfeksi Staphilococcus
aureus. Potensi daun binahong sebagai
agen imunostimulan diperkuat oleh adanya kandungan bahan aktif seperti
alkaloid, flavonoid, fenol, steroid dan minyak esensial yang mempunyai peran
penting sebagai antimikrobadan antibiotika. Bahan aktif dari tanaman herbal
terbukti memiliki kemampuan sebagai promotor pertumbuhan, anti stres,
imunostimulan dan anti bakteri pada larva ikan dan kekerangan.
penggunaan
ekstrak tanaman binahong merupakan bahan alami yang mengandung berbagai bahan
aktif yang berfungsi sebagai antimikroba dan dapat mencegah serangan bakteri
Aeromonas caviae pada ikan mas. Bahan aktif pada ekstrak binahong sangat
berpotensi untuk menanggulangi serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Pemanfaatan ekstrak daun binahong diharapkan dapat menjadi bahan alternatif
untuk menanggulangi serangan V. harveyi
yang menyerang udang vaname. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dosis
terbaik dari serbuk binahong (A.cordifolia)
yang paling efektif terhadap kelulushidupan udang vaname (L. vannamei) yang diinfeksi bakteri V. harveyidan mengkaji pengaruh serbuk
binahong (A.cordifolia) terhadap
kelulushidupan udang vaname (L. vannamei)
yang diifeksi bakteri V.harveyi.
daftar
pustaka
Sarjito, Agil S. Utomo, Slamet Budi
P.2015. Penambahan Serbuk Daun Binahong (Anredera
Cardivolia) Pada Pakan Terhadap
Respon Imun, Kelulushidupan Dan Status Kesehatan Udang Windu (Penaeus Monodon) Yang Diinfeksi Vibrio
Harveyi . Journal Of Aquaculture
Management And Technology . 4 (3) : 61 – 68
Haditomo, A. H. C., Rensiga Rintan
Bunga Sari, Sarjito. 2015. 26 Pengaruh Penambahan Serbuk Daun Binahong (Anredera Cordifolia) Dalam Pakan Terhadap Kelulushidupan Dan Histopatologi
Hepatopankreas Udang Vaname (Litopenaeus
Vannamei) Yang Diinfeksi Bakteri Vibrio Harveyi. Journal Of Aquaculture Management And Technology. 4 (1) :
26 – 32.