Senin, 14 Maret 2016

Sistem Akuaponik Skala Rumah Tangga

Akuaponik. Sumber: trubus-online.co.id
Perubahan iklim global menyebabkan strategi penyediaan pangan yang bersandar kepada sentra produsen/penghasil pangan mutlak perlu dilakukan perubahan. Salah satu strategi untuk mendukung perubahan tersebut adalah melalui pemanfaatan lahan pekarangan rumah. Namun demikian, budidaya di pekarangan memiliki karakteristik yang khas. Salah satu diantaranya adalah memiliki luasan lahan yang sempit. Sehingga diperlukan optimasi pemanfaatan lahan pekarangan dalam budidaya perlu dilakukan. Untuk mengatasinya, aplikasi akuaponik dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Secara teknis, sistem akuaponik akan mampu meningkatkan kapasitas produksi pembudidaya ikan. Pada sistem ini, dapat dihasilkan dua komoditas yakni sayuran dan ikan. Budidaya sayuran, secara langsung akan didukung oleh sistem budidaya ikan yang menghasilkan sisa pakan dan kotoran yang mengandung unsur hara konsentrasi tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya. Sementara itu, media tanaman yang berada di atasnya akan menyaring air dan mempertahankan kualitas air yang berada di bawahnya. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air kolam akan tetap baik, bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga akan mendorong pertumbuhan ikan menjadi baik.

Hasil gambar untuk akuaponik
Akuaponik. Sumber: Mamanabee.wordpress.com
Teknologi akuaponik merupakan gabungan teknologi akuakultur dengan teknologi hydroponic dalam satu sistem untuk mengoptimalkan fungsi air dan ruang sebagai media pemeliharaan. Teknologi tersebut telah dilakukan di negara-negara maju, khususnya yang memiliki keterbatasan lahan untuk mengoptimalkan produktifitas biota perairan. Prinsip dasar yang bermanfaat bagi budidaya perairan adalah sisa pakan dan kotoran ikan yang berpotensi memperburuk kualitas air, akan dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman air. Pemanfaatan tersebut melalui sistem resirkulasi air kolam yang disalurkan ke media tanaman, yang secara mutualistis juga menyaring air tersebut sehingga saat kembali ke kolam menjadi ”bersih” dari anasir ammonia dan mempunyai kondisi yang lebih layak untuk budidaya ikan.

Aquaponik terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian akuatik (air) untuk pemeliharaan ikan dan bagian hidroponik untuk menumbuhkan tanaman. Sistem akuatik menghasilkan sisa pakan dan feses yang terakumulasi di dalam air dan bersifat toksis terhadap ikan, namun kaya nutrien yang dapat menjadi sumber hara bagi tanaman dalam sistem hidroponik di atasnya.  Beberapa komponen atau sub sistem aquaponik antara lain, (1) tangki pemeliharaan ikan atau kolam, (2) unit penangkap dan pemisahan limbah padat (sisa pakan dan feses), (3) bio filter, tempat di mana bakteri nitrifikasi dapat tumbuh dan mengkonversi amonia menjadi nitrat, yang dapat digunakan oleh tanaman, (4) subsistem hidroponik, yakni bagian dari sistem di mana tanaman tumbuh dengan menyerap kelebihan hara dari air, (5) sistem di mana air mengalir ke dan dari yang dipompa kembali ke tangki pemeliharaan. Unit untuk menghilangkan padatan, biofiltrasi, dan/atau subsistem hidroponik dapat digabungkan menjadi satu unit atau subsistem, yang mencegah air mengalir langsung dari bagian budidaya ikan ke sub sistem hidroponik.

Manfaat sistem akuaponik untuk kolam dan ikan adalah kebersihan air kolam tetap terjaga, air tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi ikan karena sudah melalui proses filtrasi. Ketersediaan oksigen untuk ikan juga akan tetap terjaga. Melalui akuaponik tidak perlu dilakukan penggantian air untuk kolam ikan, namun hanya perlu ditambahkan air ketika volume air dalam kolam sudah mulai berkurang dan perlu ditambah. Keuntungan hasil panen dari sayuran yang dikembangkan melalui akuaponik adalah tanaman lebih hijau, segar, awet, dan tidak mudah menguning. Selain itu, sayuran menjadi lebih sehat karena bersifat organik. Sebab, selama masa tanam sayuran tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida, karena hanya menggunakan limbah dari kolam sebagai pupuk alaminya. Tanaman yang bersifat organik juga akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi di pasaran bila dikembangkan dalam skala besar, sedang bila dikonsumsi sendiri tentunya menjadi bahan makanan yang sehat.

Sayuran yang paling baik digunakan dalam subsistem hidroponik adalah selada, kemangi, tomat, buncis, kacang polong, kol, selada air, talas, lobak, stroberi, dapat menjadi pilihan tanaman yang bisa ditanam secara aquaponik. Sedangkan jenis ikan air tawar yang paling umum digunakan dalam sistem aquaponik skala rumah tangga adalah nila, lele, patin, gurami, bawal, dan belut. Oleh karena itu teknologi aquaponik layak untuk dikembangkan di lahan pekarangan rumah yang memiliki lahan pekarangan sempit hingga sangat sempit. Teknologi aquaponik ini dapat menjadi langkah awal yang logis menuju kamandirian pangan keluarga dan bahkan bangsa Indonesia. 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.