Akuaponik. Sumber: trubus-online.co.id |
Perubahan iklim global menyebabkan strategi
penyediaan pangan yang bersandar kepada sentra produsen/penghasil pangan mutlak
perlu dilakukan perubahan. Salah satu strategi untuk mendukung perubahan
tersebut adalah melalui pemanfaatan lahan pekarangan rumah. Namun demikian,
budidaya di pekarangan memiliki karakteristik yang khas. Salah satu diantaranya
adalah memiliki luasan lahan yang sempit. Sehingga diperlukan optimasi pemanfaatan
lahan pekarangan dalam budidaya perlu dilakukan. Untuk mengatasinya, aplikasi
akuaponik dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Secara
teknis, sistem akuaponik akan mampu meningkatkan kapasitas produksi pembudidaya
ikan. Pada sistem ini, dapat dihasilkan dua komoditas yakni sayuran dan ikan.
Budidaya sayuran, secara langsung akan didukung oleh sistem budidaya ikan yang
menghasilkan sisa pakan dan kotoran yang mengandung unsur hara konsentrasi
tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya. Sementara itu, media
tanaman yang berada di atasnya akan menyaring air dan mempertahankan kualitas
air yang berada di bawahnya. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air kolam
akan tetap baik, bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga akan
mendorong pertumbuhan ikan menjadi baik.
Akuaponik. Sumber: Mamanabee.wordpress.com |
Teknologi akuaponik merupakan gabungan
teknologi akuakultur dengan teknologi hydroponic dalam satu sistem untuk
mengoptimalkan fungsi air dan ruang sebagai media pemeliharaan. Teknologi
tersebut telah dilakukan di negara-negara maju, khususnya yang memiliki
keterbatasan lahan untuk mengoptimalkan produktifitas biota perairan. Prinsip
dasar yang bermanfaat bagi budidaya perairan adalah sisa pakan dan kotoran ikan
yang berpotensi memperburuk kualitas air, akan dimanfaatkan sebagai pupuk bagi
tanaman air. Pemanfaatan tersebut melalui sistem resirkulasi air kolam yang
disalurkan ke media tanaman, yang secara mutualistis juga menyaring air
tersebut sehingga saat kembali ke kolam menjadi ”bersih” dari anasir ammonia
dan mempunyai kondisi yang lebih layak untuk budidaya ikan.
Aquaponik terdiri dari dua bagian utama,
yakni bagian akuatik (air) untuk pemeliharaan ikan dan bagian hidroponik untuk
menumbuhkan tanaman. Sistem akuatik menghasilkan sisa pakan dan feses yang
terakumulasi di dalam air dan bersifat toksis terhadap ikan, namun kaya nutrien
yang dapat menjadi sumber hara bagi tanaman dalam sistem hidroponik di atasnya.
Beberapa komponen atau sub sistem aquaponik
antara lain, (1) tangki pemeliharaan ikan atau kolam, (2) unit penangkap dan
pemisahan limbah padat (sisa pakan dan feses), (3) bio filter, tempat di mana
bakteri nitrifikasi dapat tumbuh dan mengkonversi amonia menjadi nitrat, yang
dapat digunakan oleh tanaman, (4) subsistem hidroponik, yakni bagian dari
sistem di mana tanaman tumbuh dengan menyerap kelebihan hara dari air, (5)
sistem di mana air mengalir ke dan dari yang dipompa kembali ke tangki
pemeliharaan. Unit untuk menghilangkan padatan, biofiltrasi, dan/atau subsistem
hidroponik dapat digabungkan menjadi satu unit atau subsistem, yang mencegah
air mengalir langsung dari bagian budidaya ikan ke sub sistem hidroponik.
Manfaat sistem akuaponik untuk kolam dan ikan
adalah kebersihan air kolam tetap terjaga, air tidak mengandung zat-zat yang
berbahaya bagi ikan karena sudah melalui proses filtrasi. Ketersediaan oksigen
untuk ikan juga akan tetap terjaga. Melalui akuaponik tidak perlu dilakukan
penggantian air untuk kolam ikan, namun hanya perlu ditambahkan air ketika
volume air dalam kolam sudah mulai berkurang dan perlu ditambah. Keuntungan hasil
panen dari sayuran yang dikembangkan melalui akuaponik adalah tanaman lebih
hijau, segar, awet, dan tidak mudah menguning. Selain itu, sayuran menjadi
lebih sehat karena bersifat organik. Sebab, selama masa tanam sayuran tidak
menggunakan pupuk kimia dan pestisida, karena hanya menggunakan limbah dari
kolam sebagai pupuk alaminya. Tanaman yang bersifat organik juga akan memiliki
nilai jual yang lebih tinggi di pasaran bila dikembangkan dalam skala besar,
sedang bila dikonsumsi sendiri tentunya menjadi bahan makanan yang sehat.
Sayuran yang paling baik digunakan dalam
subsistem hidroponik adalah selada, kemangi, tomat, buncis, kacang polong, kol,
selada air, talas, lobak, stroberi, dapat menjadi pilihan tanaman yang bisa
ditanam secara aquaponik. Sedangkan jenis ikan air tawar yang paling umum
digunakan dalam sistem aquaponik skala rumah tangga adalah nila, lele, patin, gurami,
bawal, dan belut. Oleh karena itu teknologi aquaponik layak untuk dikembangkan
di lahan pekarangan rumah yang memiliki lahan pekarangan sempit hingga sangat
sempit. Teknologi aquaponik ini dapat menjadi langkah awal yang logis menuju
kamandirian pangan keluarga dan bahkan bangsa Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar