Sabtu, 12 Maret 2016

Vibriosis pada Udang

Vibriosis pada Udan. Sumber: en.engormix.com

Udang merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan dalam program revitalisasi perikanan, disamping rumput laut dan tuna. Pada awalnya jenis udang yang dibudidayakan di air payau adalah udang windu, namun setelah mewabahnya penyakit terutama WSSV, dan bakteri yang mengakibatkan menurunnya usaha udang windu, pemerintah kemudian mengintroduksi udang vannamei pada tahun 2001 untuk membangkitkan kembali usaha perudangan Indonesia dan dalam rangka diversifikasi komoditas Perikanan.

Kendala yang dihadapi oleh banyak pembudidaya ikan dan udang adalah adanya serangan penyakit yang menyebabkan kematian. Adanya serangan bakteri yang menyebabkan kematian benih/larva udang. Bakteri Vibriosis menyerang larva udang yaitu pada saat udang dalam keadaan stress dan lemah, oleh karena itu sering dikatakan bahwa bakteri termasuk opportunistik pathogen. Dengan adanya kemunculan berbagai jenis penyakit di perairan yang disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp. telah berdampak terhadap penurunan hasil produksi budidaya perikanan. Akibat infeksi mikroorganisme patogen tersebut, banyak organisme perairan yang dibudidayakan mengalami kematian massal sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup tinggi.

Penyakit Vibriosis yang disebabkan oleh bakteri genus Vibriosis. Sedikitnya berjumlah ada 14 jenis vibrio , yaitu  Vibrio Harveyi, V. splendidus, V. parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. anguillarum, V. vulnificus, V. campbelli, V. fischeri, V. damsella, V. pelagicus, V. orientalis, V. ordalii, V. mediterrani, V. logei. Vibriosis adalah suatu penyakit hasil bakteri yang bertanggung jawab pada kematian budidaya udang di seluruh dunia. Infeksi Vibrio sering terjadi di hatcheries, tetapi juga biasanya terjadi dalam kolam pembesaran udang. Vibriosis disebabkan oleh bakteri gram-negative dalam keluarga Vibrionaceae. Masuknya vibrio kemungkinan terjadi ketika faktor lingkungan yang menyebabkan tingkat penambahan bakteri yang sangat cepat, dan ada di dalam darah udang masuk melalui luka ke dalam pori-pori. Insang merupakan bagian yang paling mudah terkena.

Tanda serangan vibrio

Jenis bakteri dari golongan Vibrio harveyi merupakan bakteri yang paling sering menimbulkan kematian massal dalam waktu yang relatif singkat. Bakteri ini menyerang larva udang di panti-panti pembenihan maupun udang yang dibudidayakan di tambak dan dikenal dengan nama penyakit kunang-kunang atau penyakit udang menyala. Udang yang terinfeksi bakteri ini akan bercahaya dalam keadaan gelap dan biasanya menyerang larva pada stadium zoea, mysis dan post larva. Terjadi lima jenis penyakit vibrio yang menyerang udang: necrosis pada ekor, penyakit kulit, penyakit merah, sindrom lepas kulit ( LSS) dan penyakit usus putih ( WGD) yang kesemuanya disebabkan oleh Vibrio Spp. Diantara itu, LSS, WGD, dan penyakit merah menyebabkan angka kematian massal di dalam kolam budidaya udang. Enam jenis Vibrio-V. Harveyi, V. parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. anguillarum, V. vulnificus dan V. splendidus-are berhubungan dengan udang yang sakit . Distribusi Dan Komposisi Jenis bakteri luminens di dalam hatcheries udang menunjukkan dengan jelas terhadap kehadiran V. harveyi ( 97.30%) dan V. orientalis ( 2.70%) di dalam usus udang dimana sumber utama bakteri ini didalam hatchery udang adalah bahan kotoran yang berasal dari brood stock yang kemungkinan terjadi sewaktu bertelur.

Angka kematian dalam kaitan dengan vibriosis terjadi ketika udang tertekan oleh faktor seperti: kualitas air yang buruk, kepadatan tinggi ,suhu air tinggi, rendahny oksigen (DO) dan rendahnya pergantian air. Angka kematian tinggi yang pada umumnya terjadi pada postlarvae dan juvenil. Larvae udang windu mengalami kematian dalam waktu 48 jam sejak terkena V. harveyi dan V. splendidus. Udang windu dewasa yang terkena vibriosis nampak hypoxic, menunjukkan badan yang merah ke insang coklat, nafsu makan kurang dan udang berenang lemah di tepi dan permukaan kolam. Vibrio Spp. juga menyebabkan penyakit kaki merah. Enam Vibrio Jenis, Termasuk V. harveyi dan V. splendidus menyebabkan luminesensi, yang kelihatan pada malam hari, menyerang udang pada tingkat postlarvae, muda dan dewasa. Postlarvae yang terkena infeksi juga memperlihatkan pergerakan kurang, mengurangi phototaxis dan usus kosong.

Udang yang terkena vibriosis terlihat ada luka yang terlokalisir sepanjang kulit jangat ini merupakan tanda khas penyakit yang menyerang kulit oleh bakteri., infeksi terlokalisr  dari bocornya luka, hilangnya otot, jaringan yang tidak jelas, peradangan usus atau hepatopancreas dan atau keracunan darah. Luka penyakit kulit hasil bakteri adalah warna coklat atau hitam dan nampak diatas kulit jangat badan, anggota badan atau insang. Postlarvae yang terkena hepatopancreat menunjukkan seperti berawan. Insang sering nampak warna coklat. Pembusukan Hepatopancreatitis dikenali sebagai berhentinya pertumbuhan hepatopancreas dengan multifocal necrosis dan radang haemocytic, yang berisi sejumlah besar Vibrio parahaemolyticus maupun V. harveyi dan melepasnya epithel sel dari dasar lapisan MGT. Lepasnya sel Epithelial tidaklah dilihat sebagai kehadiran bakteri non-pathogenic (probiotics).

Penyebaran Vibrio
Bakteri masuk udang melalui luka atau retakan kulit jangat dan dicernakan dengan makanan. Sumber yang utama V. harveyi di hatcheries berada dalam midgut broodstock udang betina, yang ditumpahkan sewaktu ikan bertelur.

Penanggulangan Vibrio

Pemberian antibiotik secara terus menerus memberikan dampak negatif pada larva udang karena akan meninggalkan residu dalam tubuh dan menyebabkan resistensi terhadap V. Harveyi.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan suatu metode pencegahan dan penanggulangan penyakit vibriosis pada udang windu antara lain penggunaan obat-obatan dan antibiotik. Namun penggunaan antibiotik dan bahan-bahan kimia tidak efektif lagi karena tidak memberikan hasil yang memuaskan, yaitu pada dosis tertentu justru berdampak negatif pada ikan/udang itu sendiri, bahkan dapat menimbulkan resistensi bagi bakteri Vibrio spp. Oleh karena itu perlu dicari alternatif lain dalam upaya penanggulangan penyakit pada usaha budidaya udang windu yang lebih efektif, murah dan ramah lingkungan.


Vibriosis dikendalikan oleh terjaganya kesehatan dan manajemen air yang ketat untuk mencegah masukan vibrios di air dan untuk mengurangi tekanan pada udang . Pemilihan Lokasi baik, Disain Kolam Dan Kolam Persiapan adalah juga penting. Pergantian air setiap hari dan suatu pengurangan biomass di kolam dengan pemanenan parsial direkomendasikan untuk mengurangi angka kematian disebabkan oleh vibriosis. Pengairan, mengeringkan dan mengatur lime/dolomite ke kolam panenan juga direkomendasikan.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.