Vibriosis pada Udan. Sumber: |
Udang
merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan dalam program revitalisasi perikanan,
disamping rumput laut dan tuna. Pada awalnya jenis udang yang dibudidayakan di
air payau adalah udang windu, namun setelah mewabahnya penyakit terutama WSSV,
dan bakteri yang mengakibatkan menurunnya usaha udang windu, pemerintah kemudian
mengintroduksi udang vannamei pada tahun 2001 untuk membangkitkan kembali usaha
perudangan Indonesia dan dalam rangka diversifikasi komoditas Perikanan.
Kendala
yang dihadapi oleh banyak pembudidaya ikan dan udang adalah adanya serangan
penyakit yang menyebabkan kematian. Adanya serangan bakteri yang menyebabkan kematian
benih/larva udang. Bakteri Vibriosis menyerang larva udang yaitu pada saat
udang dalam keadaan stress dan lemah, oleh karena itu sering dikatakan bahwa
bakteri termasuk opportunistik pathogen. Dengan adanya kemunculan berbagai
jenis penyakit di perairan yang disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp. telah
berdampak terhadap penurunan hasil produksi budidaya perikanan. Akibat infeksi
mikroorganisme patogen tersebut, banyak organisme perairan yang dibudidayakan
mengalami kematian massal sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup
tinggi.
Penyakit
Vibriosis yang disebabkan oleh
bakteri genus Vibriosis.
Sedikitnya berjumlah ada 14 jenis vibrio ,
yaitu Vibrio Harveyi, V. splendidus, V.
parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. anguillarum, V. vulnificus, V.
campbelli, V. fischeri, V. damsella, V. pelagicus, V. orientalis, V. ordalii,
V. mediterrani, V. logei. Vibriosis adalah suatu penyakit hasil bakteri yang
bertanggung jawab pada kematian budidaya udang di seluruh dunia. Infeksi Vibrio
sering terjadi di hatcheries, tetapi juga biasanya terjadi dalam kolam
pembesaran udang. Vibriosis disebabkan oleh bakteri gram-negative dalam
keluarga Vibrionaceae. Masuknya vibrio kemungkinan terjadi ketika faktor
lingkungan yang menyebabkan tingkat penambahan bakteri yang sangat cepat, dan
ada di dalam darah udang masuk melalui luka ke dalam pori-pori. Insang
merupakan bagian yang paling mudah terkena.
Tanda
serangan vibrio
Jenis bakteri dari golongan Vibrio
harveyi merupakan bakteri yang paling sering menimbulkan kematian massal dalam
waktu yang relatif singkat. Bakteri ini menyerang larva udang di panti-panti
pembenihan maupun udang yang dibudidayakan di tambak dan dikenal dengan nama
penyakit kunang-kunang atau penyakit udang menyala. Udang yang terinfeksi
bakteri ini akan bercahaya dalam keadaan gelap dan biasanya menyerang larva
pada stadium zoea, mysis dan post larva. Terjadi lima
jenis penyakit vibrio yang menyerang udang: necrosis pada ekor, penyakit kulit,
penyakit merah, sindrom lepas kulit ( LSS) dan penyakit usus putih ( WGD) yang
kesemuanya disebabkan oleh Vibrio Spp. Diantara itu, LSS, WGD, dan penyakit
merah menyebabkan angka kematian massal di dalam kolam budidaya udang. Enam
jenis Vibrio-V. Harveyi, V. parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. anguillarum,
V. vulnificus dan V. splendidus-are berhubungan dengan udang yang sakit .
Distribusi Dan Komposisi Jenis bakteri luminens di dalam hatcheries udang
menunjukkan dengan jelas terhadap kehadiran V. harveyi ( 97.30%) dan V.
orientalis ( 2.70%) di dalam usus udang dimana sumber utama bakteri ini didalam
hatchery udang adalah bahan kotoran yang berasal dari brood stock yang
kemungkinan terjadi sewaktu bertelur.
Angka kematian dalam kaitan dengan
vibriosis terjadi ketika udang tertekan oleh faktor seperti: kualitas air yang buruk, kepadatan tinggi ,suhu air tinggi,
rendahny oksigen (DO) dan rendahnya pergantian air. Angka kematian
tinggi yang pada umumnya terjadi pada postlarvae dan
juvenil. Larvae udang windu mengalami kematian dalam waktu 48 jam sejak
terkena V. harveyi dan V. splendidus. Udang windu dewasa yang terkena vibriosis
nampak hypoxic, menunjukkan badan yang merah ke insang
coklat, nafsu makan kurang dan udang berenang lemah di tepi dan permukaan kolam.
Vibrio Spp. juga menyebabkan penyakit kaki merah. Enam Vibrio Jenis, Termasuk
V. harveyi dan V. splendidus menyebabkan luminesensi, yang kelihatan pada malam
hari, menyerang udang pada tingkat postlarvae, muda dan dewasa. Postlarvae yang
terkena infeksi juga memperlihatkan pergerakan kurang, mengurangi phototaxis
dan usus kosong.
Udang yang terkena vibriosis terlihat ada luka yang terlokalisir sepanjang kulit jangat ini
merupakan tanda khas penyakit yang menyerang kulit oleh bakteri., infeksi
terlokalisr dari bocornya luka,
hilangnya otot, jaringan yang tidak jelas, peradangan usus atau hepatopancreas
dan atau keracunan darah. Luka penyakit kulit hasil bakteri adalah warna coklat
atau hitam dan nampak diatas kulit jangat badan, anggota badan atau insang.
Postlarvae yang terkena hepatopancreat menunjukkan seperti berawan. Insang sering nampak warna coklat. Pembusukan
Hepatopancreatitis dikenali sebagai berhentinya pertumbuhan hepatopancreas
dengan multifocal necrosis dan radang haemocytic, yang berisi sejumlah besar
Vibrio parahaemolyticus maupun V. harveyi dan melepasnya epithel sel dari dasar
lapisan MGT. Lepasnya sel Epithelial tidaklah dilihat sebagai kehadiran bakteri
non-pathogenic (probiotics).
Penyebaran
Vibrio
Bakteri masuk udang
melalui luka atau retakan kulit jangat dan dicernakan dengan makanan. Sumber
yang utama V. harveyi di hatcheries berada dalam midgut broodstock udang
betina, yang ditumpahkan sewaktu ikan bertelur.
Penanggulangan Vibrio
Pemberian antibiotik secara terus menerus
memberikan dampak negatif pada larva udang karena akan meninggalkan residu
dalam tubuh dan menyebabkan resistensi terhadap V. Harveyi.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk
mendapatkan suatu metode pencegahan dan penanggulangan penyakit vibriosis pada
udang windu antara lain penggunaan obat-obatan dan antibiotik. Namun penggunaan
antibiotik dan bahan-bahan kimia tidak efektif lagi karena tidak memberikan
hasil yang memuaskan, yaitu pada dosis tertentu justru berdampak negatif pada
ikan/udang itu sendiri, bahkan dapat menimbulkan resistensi bagi bakteri Vibrio
spp. Oleh karena itu perlu dicari alternatif lain dalam upaya penanggulangan
penyakit pada usaha budidaya udang windu yang lebih efektif, murah dan ramah
lingkungan.
Vibriosis dikendalikan oleh terjaganya
kesehatan dan manajemen air yang ketat untuk mencegah masukan vibrios di air
dan untuk mengurangi tekanan pada udang . Pemilihan Lokasi baik, Disain Kolam
Dan Kolam Persiapan adalah juga penting. Pergantian air setiap hari dan suatu
pengurangan biomass di kolam dengan pemanenan parsial direkomendasikan untuk
mengurangi angka kematian disebabkan oleh vibriosis. Pengairan, mengeringkan
dan mengatur lime/dolomite ke kolam panenan juga direkomendasikan.
0 komentar:
Posting Komentar