Udang terkena penyakit. Sumber: Akuakultur.wordpress.com |
Penyakit secara umum didefinisikan sebagai
ketidaknormalan terhadap fungsi sebagian atau seluruh organ tubuh dikarenakan
adanya gangguan faktor-faktor abiotik / non-infectious disease (kualitas
air, makanan dan lainnya) dan faktor biotik / infectoius disease (organisme
penyebab penyakit atau patogen).
Beberapa penyakit udang yang sering ditemukan di
lapangan dapat disebabkan oleh patogen virus, bakteri, parasit ataupun jamur.
Berikut dijelaskan secara ringkas beberapa penyakit potensial yang akhir-akhir
ini sering menimbulkan kerugian pada budidaya udang di tambak, gejala klinis,
serta upaya penanggulangannya.
1. Penyakit udang gripis/penyakit bercak
coklat putih pada cangkang
Penyebab : Jenis bakteri Vibrio sp., Pseudomonas sp.,
Myxobacterium sp., dan Flavobacterium sp.
Gejala
Klinis : Warna tubuh putih kecoklatan,
karapas, kaki jalan, kaki renang dan ekor udang mengalami kerontokan, lemah dan
nafsu makan berkurang.
Penanggulangan :
- Cara menanggulangi penyakit ini
dapat dilakukan dengan cara memperbaiki mutu air, pengaturan pakan dan
pengaturan padat penebaran yang sesuai dengan kondisi lahan. Dapat pula
dilakukan dengan cara memberikan antibiotika melalui percampuran dengan
telur ayam atau telur bebek mentah dengan perbandingan 1 butir telur untuk
10 kg pakan. Campuran telur dan antibiotika diaduk dengan pakan dan
dikeringkan ditempat yang teduh lalu ditebar ke dalam tambak.
- Dosis yang digunakan untuk
penggunaan antibiotika adalah : Terramycin 30 mg/kg pakan, Erythromycin 40
mg/kg pakan, Oxytetracyclin 40-50 mg/kg pakan, Furanace 100 mg/kg pakan.
- Pemberian antibiotika dalam
pakan dilakukan terus-menerus selama 3 hingga 5 hari, kecuali untuk
Furanace diberikan selama 14 hari.
2.
Penyakit bercak putih (White Spot Disease)
Penyebab : Virus SEMBV (Systemic Ectodermal and Mesodermal Baculo
Virus)
Gejala
Klinis : Udang yang sakit tampak lemah dan
berenang ke pematang tambak, usus kosong, tubuh pucat atau berwarna kemerah-merahan
dan kadang-kadang ditempeli organisme penempel. Gejala khas berupa bercak putih
dengan diameter 1-2 mm, mula-mula terlihat dibagian karapas dan bila sudah
parah bercak putih menyebar sampai ke seluruh bagian tubuh.
Penanggulangan
: Hingga saat ini belum ada obat
yang efektif untuk penyakit viral (baik penyakit kepala kuning maupun bercak
puih). Oleh karena itu, tindak pencegahan adalah langkah yang paling tepat.
Upaya penaggulangannya dapat dilakukan antara lain dengan cara mengganti air
secara rutin setiap hari minimal 5% dari total volume air tambak, penggunaan
pakan harus dipantau secara ketat agar tidak menimbulkan penimbunan sisa pakan
yang menyebabkan pembusukan, mengeluarkan tanah dasar tambak yang berwrna hitam
dan berbau busuk, dan mengisolasi daerah yang sedang terserang penyakit. Udang
yang terserang dalam keadaan perlu segera dilakukan tindakan pemusnahan dengan
jalan pembakaran dan penguburan agar tidak menjadi sumber infeksi.
Disamping
cara penanggulangan pnyekit seperti diatas, dapat pula ditempuh melalui
peningkatan laju pemulihan selera makan, yaitu hendaknya udang diberi pakan
berupa diet dengan nomor grade pakan yang satu tingkat lebih rendahserta
berkondisi baik.
3.
Penyakit kepala kuning (Yellow Head Disease)
Penyebab : Virus YHV (Yellow Head Baculo Virus)
Gejala
Klinis : Warna tubuh udang pucat, insang
dan hepatopankreas berwarna kekuningan. Gejala klinis tersebut pada umumnya
mulai tampak antara 50-70 hari setelah penebaran udang di tambak. Nafsu makan
udang mula-mula meningkat dalam beberapa hari kemudian berhenti sama sekali.
Penanggulangan : Lihat upaya penanggulangan terhadap penyakit bercak
putih.
Manajemen
Kesehatan Udang
Upaya
penanggulangan penyakit udang di tambak dapat dilakukan melalui :
Penggunaan
benur yang prima
- Benur sebaiknya berasal dari
peneluran induk yang pertama atau kedua, dan berukuran seragam.
- Bagian tubuh seperti rostrum,
kaki jalan, dan ekor bentuknya normal; tanpa erosi ataupun kehitaman
(melanisasi).
- Bagian perut bersih, usus penuh
pakan, ketebalan bagian perut.
- Benur yang sehat berenang
dengan posisi dengan posisi tubuh lurus, sangat responsif terhadap
stimulir dari luar, dan berenang menentang arus ketika air diputar.
- Bebas dari organisme penempel,
relatif bebas dari infeksi Monodon Baculo Virus (MBV) – dapat dideteksi
melalui keberadaan “occlusion bodies” secara mikroskopis yang
menggambarkan ringan-beratnya infeksi.
- Bebas dari infeksi bercak putih
SEMBV yang dapat dideteksi secara dini melalui teknik Polymerase Chain
Reaction (PCR). Cara lain juga dapat dilakukan melalui metoda skrining PL,
yaitu benur ditreatment dengan formalin ± 200 ppm selama 1-2 jam. Melalui
proses skrining ini, benur yang terinfeksi berat akan mati; sedangkan
benur yang sehat akan tetap hidup dan siap ditebar ke dalam tambak.
Peningkatan
kesehatan udang
- Suplemen vitamin C dan astaxanthin
dalam pakan untuk meningkatkan daya tahan udang terhadap serangan
penyakit.
- Imunisasi pada udang baik
dengan pemberian vaksin maupun imunostimulan untuk meningkatkan kekebalan
tubuh udang sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit dan akhirnya
dapat meningkatkan kelangsungan hidup udang.
- Penggunaan bakteri Probiotuk
antara lain : Lactobacillus sp. strain nonpatogen, Bacillus S11.
Peningkatan
kualitas budidaya
Perbaikan
kualitas air dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip bioremediasi yaiut
penguraian limbah dengan menggunakan mikroba seperti Nitrosomonas,
Nitrobacter dan Spirulina.
Pencegahan
terjadinya infeksi dan kontaminasi patogen penyebab penyakit
- Pencucian dasar tambak
dilakukan 2 kali yaitu dengan cara menggelontorkan atau dengan cara
mengisi tambak sampai ketinggian 30 cm, kemudian dibiarkan sehari semalam
setelah itu dibuang sampai habis. Pencucian kedua dimaksudkan untuk
membuang sisa-sisa penggelontoran pertama yang belum terbuang.
- Menggunakan sistem tertutup (closed
system), semi tertutup (semi-closed system) dan resirkulasi
untuk mencegah pemasukan agen penyakit dari luar. Penggunaan peralatan
tambak seperti alat sampling udang, tempat pakan, dsb, sebaiknta
dipisahkan untuk masing-masing petak tambak.
- Menggunakan filter biologis dan
tandon baik untuk air laut maupun tawar.
- Mencegah pemasukan hewan
liar (udang, ikan, dll) yang dapat bertindak sebagai carrier.
- Air bekas tambak (limbah)
terutama dari tambak yang terserang wabah harus didesinfeksi terlebih
dahulu sebelum dibuang agar tidak mencmari lingkungan sekitar dan mencegah
penyebaran penyakit ke lingkungan sekitar.
0 komentar:
Posting Komentar